The Karawang Post - Bengkulu | Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bengkulu mencatat peningkatan kasus Human Immunodeficiency Virus (HIV) di wilayahnya, dengan jumlah tertinggi disebabkan oleh hubungan sesama jenis, terutama di kalangan laki-laki sama laki-laki (LSL). Kepala Bidang Program Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Bengkulu, Ruslian, mengungkapkan bahwa dari total kasus yang terdeteksi, 70 di antaranya berasal dari kelompok LGBT dan LSL.
“Kasus HIV yang terbanyak di Bengkulu didominasi oleh populasi LSL. Hingga Agustus 2024, tercatat 126 kasus HIV/AIDS, dan angka ini berpotensi bertambah,” ujar Ruslian saat ditemui di Bengkulu, Selasa (17/09/24).
Dari total kasus yang ada, sebanyak 89 orang telah mendapatkan pengobatan dan kini berada di bawah pengawasan Dinas Kesehatan Bengkulu. Data menunjukkan bahwa Kota Bengkulu merupakan wilayah dengan jumlah kasus tertinggi, mencapai 90 kasus. Diikuti oleh Kabupaten Rejang Lebong dengan 14 kasus, Kabupaten Kepahiang tujuh kasus, dan Kabupaten Bengkulu Selatan enam kasus.
Beberapa daerah lain, seperti Kabupaten Mukomuko, Lebong, dan Bengkulu Tengah, juga melaporkan sejumlah kasus, namun Kabupaten Seluma dan Kaur hingga saat ini belum melaporkan adanya temuan kasus HIV.
Ruslian menjelaskan, pihaknya terus melakukan skrining atau pemeriksaan kesehatan guna mengendalikan penyebaran virus ini. Upaya ini dianggap penting, mengingat tingginya risiko penularan HIV melalui perilaku seksual yang tidak aman dan penggunaan jarum suntik secara bergantian.
“Kami mengimbau masyarakat untuk menjaga pola hidup sehat, menghindari seks bebas, tidak berbagi jarum suntik, serta menjauhi narkoba. Penderita HIV diharapkan menghindari hubungan seksual agar penularan tidak semakin meluas,” tegasnya.
HIV, yang dapat berujung pada AIDS jika tidak segera ditangani, merupakan salah satu tantangan serius dalam kesehatan masyarakat di Bengkulu. Edukasi dan pencegahan menjadi kunci untuk menekan angka penyebaran virus ini.
Masyarakat diimbau untuk melakukan tes HIV secara rutin, terutama bagi mereka yang berada dalam kelompok berisiko tinggi, guna mendeteksi infeksi sejak dini dan mendapatkan pengobatan yang tepat.
Dinkes Bengkulu berkomitmen untuk terus melakukan pemantauan serta pengobatan bagi penderita, seraya berharap masyarakat turut berperan dalam pencegahan penularan HIV melalui perubahan perilaku dan kepatuhan terhadap anjuran medis.
• Red
0 Komentar